Persis setelah kamu gunakan tubuhku
untuk menghapus rembesan air matamu,
pernahkan kamu memungutku kembali?
Sempatkah tersirat di benakmu
untuk melipatku sedemikian
dan menjadikanku kapal terbang?
Sadarkah kamu?
Aku menghancurkan tubuhku,
menerima air matamu jatuh
bertubi-tubi didadaku
Aku hanya ingin mencintaimu dengan apa adanya,
dengan cinta yang tak sempat diisyaratkan
air matamu pada tubuhku,
yang menjadikannya tiada
Tidak ada komentar:
Posting Komentar