Senin, 09 April 2012

Sebatas belulang

Aku bukanlah rusukmu yang patah,
Aku bukanlah juliet bagimu romeo
Aku bukanlah bibir pantai bagimu samudra
Aku bukanlah pusara bagimu jenazah
Aku bukanlah prosa bagimu sastrawan

Aku hanyalah belulang pelengkap,
yang tak suka kidung tentang cinta dan duka
aku belulang yang mudah tua dan mudah keropos

Tapi, kamu tak mau dengar,
berkata aku adalah rusukmu....

Tubuhmu bukan rumahku, 
Sungguh , aku tak punya rumah.
aku hanyalah belulang pongah
yang tak butuh rumah
entah...

Aku serupa tisu bekas : Ter-abaikan

Persis setelah kamu gunakan tubuhku
untuk menghapus rembesan air matamu,
pernahkan kamu memungutku kembali?

Sempatkah tersirat di benakmu
untuk melipatku sedemikian
dan menjadikanku kapal terbang?

Sadarkah kamu?
Aku menghancurkan tubuhku,
menerima air matamu jatuh 
bertubi-tubi didadaku

Aku hanya ingin mencintaimu dengan apa adanya,
dengan cinta yang tak sempat diisyaratkan
air matamu pada tubuhku,
yang menjadikannya tiada

Sudi Untuk Sudi

Aku sudi memohon pada lelap
agar dia biarkan aku lebih lama memeluk malam

Hari itu, secangkir rindu yang hangat 
kamu sajikan di atas bantalku
serupa riakriak ngarai yang merembes

Aku sudi menahan senja lebih lama
agar kamu fasih mengenali bayang-bayang kita yang kian memanjang 
: Kenangan

Aku sudi bersekutu dengan kenangan
agar dia menghidupkan kembali "kita" yang lama

Yah, aku telah sudi untuk sudi